Akankah Juli Nanti Kita Berangkat ke Sekolah Lagi?

Pandemi Covid 19 saat ini membuat banyak siswa sulit beradaptasi dengan cara belajar yang baru, yaitu PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Berinteraksi dengan teman dan guru secara langsung pun menjadi sangat sulit. Bahkan saya ke sekolah hanya 2 kali selama awal masuk SMP, itu pun tidak bertemu teman dan guru.


Ada beberapa kekurangan dan juga kelebihan PJJ ini. Kelebihannya antara lain, kita dituntut untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab setiap materi pelajaran yang diajarkan. Mulai dari presensi tiap pagi, mengerjakan tugas, ulangan, mengikuti ekskul yang kehadirannya tergantung diri kita, bisa jadi kita ketiduran dan akhirnya melewatkannya. Siswa menjadi lebih menghargai waktu, seperti tidak menunda-nunda hal yang bisa dilakukan secepatnya, dan mengerjakan tugas saat ada waktu, bukan diisi kegiatan yang tidak bermanfaat. Sedangkan kekurangannya menurut saya adalah interaksi tatap muka jadi tidak ada, siswa jadi tergantung dengan gadget dan koneksi internet. Kekurangan yang lain, menurut saya nih, nggak bisa nongkrong di kantin, nggak bisa ngegosipin idola.
Kadang beberapa kali selama kelas online ada beberapa gangguan. Kendala yang sering terjadi biasanya koneksi internet teman-teman yang tidak stabil dan yang lebih utama adalah kesulitan memahami materi. Ada beberapa keluhan siswa yaitu tugas yang menumpuk, beberapa siswa merasa kelas tatap muka lebih nyaman, karena memiliki feel yang berbeda dibanding daring/PJJ. Kebanyakan siswa sulit memahami materi karena tidak dijelaskan secara langsung, termasuk saya. Tapi juga ada siswa yang lebih mudah memahami materi melalui tulisan.
Saya pernah bertemu seorang anak kelas 5 yang sedang menjaga toko kelontong dekat rumah saya. Anak itu bersekolah di SD Negeri yang ada di desa dekat rumah saya. SD Negeri itu adalah sekolah yang punya keterbatasan fasilitas (gadget dan koneksi internet), demikian juga guru dan muridnya. Mereka tidak bisa melaksanakan PJJ dengan maksimal, karena tidak semua siswa punya HP dan koneksi internet, siswa hanya mengerjakan tugas yang diambil dari rumah guru, dan dikumpulkan setiap hari tertentu.
Mereka tidak kenal zoom, google classroom, dan aplikasi daring lainnya. Anak itu hanya kenal teman-temannya ketika absen kelas melalui grup WA, dan itu pun sebagian memakai HP orang tua mereka. Saya merasa bersyukur karena di kelas saya semua teman-teman punya fasilitas yang memadai, dan sekolah saya SMP Laboratorium Malang tidak ada masalah dengan itu semua. Menurut saya, sekolah bukan hanya meningkatkan ilmu pengetahuan muridnya, tapi juga membangun karakter masing-masing murid. Itulah mengapa interaksi dengan teman dan guru di sekolah sangatlah penting karena sangat berpengaruh pada karakter siswa, dan saya termasuk yang merasa kangen dengan berinteraksi langsung.

Leave a Reply