Membangun Budaya Positif dengan Mewujudkan Kelas Impian

Oleh: Linda Zulkifa Rahayu, S.Pd., Gr

Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kota Malang

tautan: https://www.youtube.com/watch?v=QYOEreyTw-Y

Membiasakan budaya positif sebagai suatu pola pembiasaan yang secara otomatis akan selalu mewarnai setiap perilaku warga sekolah, terutama dalam melaksanakan aturan secara konsisten dengan penuh kesadaran tinggi, sehingga visi sekolah impian akan tercapai yaitu menumbuhkan murid sebagai pemimpin masa depan dalam konteks merdeka belajar dan Profil Pelajar Pancasila. Guru bukan hanya memberi pengetahuan yang sifatnya sesaat, tatapi memberikan bekal pengetahuan dan bekal pengalaman yang kelak menjadi jalan kesuksesan di masa depan. Guru juga mampu menggali nilai-nilai positif dalam diri siswa, berkolaborasi dengan teman sejawat dan murid dalam mewujudkan sekolah impian.

Berdasarkan filosofi ki hajar dewantara Tidak ada keabadian dalam kehidupan manusia dan lingkungannya. Pengaruh alam dan jaman adalah penguasa kodrat yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Anak-anak adalah sebuah kehidupan yang akan tumbuh menurut kodratnya sendiri, yaitu kekuatan hidup lahir dan hidup batin mereka. Maka, Ki Hadjar menekankan arti penting memperhatikan kodrat alam dalam diri anak semasa pendidikan. Artinya Pendidikan itu sudah setua usia manusia ketika manusia mulai bertahan hidup dan mempertahankan hidup dengan membangun peradabannya. Mendidik anak itu sama dengan mendidik masyarakat karena anak itu bagian dari masyarakat. Mendidik anak berarti mempersiapkan masa depan anak untuk berkehidupan lebih baik, demikian pula dengan mendidik masyarakat berarti mendidik bangsa.

Menurut Ki Hadjar, Pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat. Dengan demikian, pendidikan itu sifatnya hakiki bagi manusia sepanjang peradabannya seiring perubahan jaman dan berkaitan dengan usaha manusia untuk memerdekakan batin dan lahir sehingga manusia tidak tergantung kepada orang lain akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Oleh karena itu, kemerdekaan menjadi isu kritis dalam Pendidikan karena menyangkut usaha untuk memerdekakan hidup lahir dan hidup batin manusia agar manusia lebih menyadari kewajiban dan haknya sebagai bagian dari masyarakat sehingga tidak tergantung kepada orang lain dan bisa bersandar atas kekuatan sendiri. Oleh karena itu untuk terwujudnya tujuan pendidikan tersebut diperlukan profil pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME. kebhinekaan global, bergotong royong, kratif, bernalar positif, dan mandiri. Kita sebagai pendidik harus mengetahui posisi control guru yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak kepada murid semua aspek tersebut harus dimiliki oleh seorang guru terutama calon guru penggerak.

Kelas impian merupakan program aksi nyata guru pengerak yang mengajak anak anak untuk mengenali potensinya, dari kelas anak anak memulai merangkai impian masa depan, dari kelas anak anak membangun peribadi yang berani bermimpi sejak dini,

Adapun kriteria membuat kelas impian untuk jenjang SMP antara lain :

  1. Keyakinan kelas, Disini anak anak diajak untuk menemukan nilai nilai kebaijikan dan prinsip prinsip universal yang disepakati bersama
  2. Pojok Literasi, Disini siswa diajak untuk membuka jendela dunia dengan buku
  3. Pembiasaan, Kelas impian adalah kelas yang mempunyai kebiasaan atau budaya yang positif seperti : mengucapkan terimakasih, minta tolong, mohon maaf, dan lain-lain
  4. Pojok Adiwiyata, Disimi siswa dibiasakan mencintai dan berwawasan lingkungan agar terbiasa menjaga keseimbangan alam
  5. Karya Siswa, Dikelas impian siswa diajak untuk bebas berinovsi dan berkarya seluas-luasnya, dan hasil karyanya di apresisasi dan papan pajang untuk mrenjadi isnpirasi bagi yang lain
  6. Administrasi, Kelas impian juga kelas yang tertib adiministrasi sesuai standart sarana prasarana sekolah

Dengan demikian kelas akan menjadi kelas yang palingnyaman untuk peserta didik dalam merangkai cita cita yang berawal dari ruang kelas.

This Post Has One Comment

Leave a Reply